KETIKA MEMILIH HIJAB SYAR'I
Saturday, March 23, 2024Hi, everyone! Ini bukan tentang siraman rohani mengenai aturan berhijab bagi seorang wanita muslimah. Ini cerita tentang aku yang mantap memilih bisnis hijab syar'i. Ini bukan pilihan pertama. Ragu? Pasti. Setiap minggu dalam satu bulan, bisa muncul berbagai macam ide bisnis. Mau bikin frozen food seperti baso aci, seblak. Mau bikin dessert in jar. Atau bikin bumbu halus siap masak dalam kemasan. Setiap ide, coba dirancang business plan-nya. Wah, beruntung saat S1 pernah ikut mata kuliah pilihan "kewirausahaan".
Lalu? Aku justru memilih mundur.
Kembali ke titik nol. Ada hal yang aku pertimbangkan. Saat itu, aku yakin, bukan waktu yang tepat bagiku.
Photo by Evie S. on Unsplash |
Scrolling instagram melihat sosok sahabatku begitu cantik menjadi seorang pembicara di suatu event bergengsi. Aku tidak iri dengan pencapaiannya. Aku tidak membandingkan diri juga. Mata aku tertuju pada hijabnya. Hijab motif namun bisa dipakai hingga menutup dada.
Aku tanya beli dimana? Brand apa?
Ditelusuri dan ternyata ukurannya 115x115 cm. Ukuran umum yang digunakan di Indonesia. Gak jadi beli deh.
Tersadar bahwa sebenarnya ada masalahku yang mungkin juga masalah bagi orang lain, khususnya wanita berhijab syar'i.
Nggak tau juga sih, karena aku belum lama memakai hijab syar'i. Semua berawal dari pekerjaan ku sebelum resign. Menjadi tenaga pendidik di salah satu International Islamic Boarding School, mengharuskan setiap karyawannya (termasuk guru) untuk mematuhi standar berpakaian ketika berada dalam lingkungan sekolah. Pakaian gamis (tidak memperjelas lekuk tubuh) dan hijab syar'i menutup dada secara sempurna.
Koleksi hijab syar'i di lemariku benar-benar polos. Tidak ada satupun yang bermotif. Pakaian gamis ku juga polos. Aku tidak terlalu tinggi, lebih sering membeli pakaian polos agar mudah saat harus potong panjang baju. Agar tidak membosankan, bukankah pakai hijab syar'i dengan motif yang manis bisa menghilangkan kesan "tua"/"kayak ibu-ibu" ? Walaupun realitanya, memang sudah tidak muda, sih XD
Lalu terpikir, kenapa tidak aku coba produksi sendiri hijab syar'i?
Aku coba cari brand yang benar-benar kuat di penjualan hijab syar'i dan masih belum aku temukan. Mungkin aku yang tidak tau. Ketika ada di posisi ini, aku kembali ragu. Apakah itu berarti peminatnya sangat rendah?
Hey! Sekarang semua orang bisa membuat trend-nya sendiri. Fashion di sosial media benar-benar seperti tanpa batasan.
Bukankah berarti ada peluang?
***
Ingin jadi bagian dari kisahku?
Temani aku di instagram @vidazenitha dan jadilah saksi dari perjuanganku di instagram @kimaa.id
Aku pun ingin jadi bagian dari perjalanan mu untuk istiqomah dengan hijab syar'i di Shopee Kimaa.
0 comments