Hi, everyone!
Tulisan ini terinspirasi dari dialog antara seorang dokter dengan seorang selebriti yang awal mulanya karena membahas brand yang dipandang kontroversial. Aku tidak akan menjelaskan detail mengenai siapa dokter, selebriti dan brandnya. Aku hanya mengambil pelajaran setelah menonton dialognya (versi full tanpa cut dari akun youtube dokter yang bersangkutan). Dan tulisan ini tidak bermaksud untuk menjatuhkan pihak manapun (dokter, selebriti, dan brand manapun).
Tidak bisa dipungkiri kalau penikmat konten beauty suka dibingungkan dengan "mana nih orang yang reviewnya jujur". Selalu muncul kecurigaan seperti "ah paling habis ditempelin di muka langsung dibilas saat off-camera" atau "ah dia mah cuma nunjukkin pakai di awal nggak pernah dihabiskan". Kebingungan itu muncul karena memang ada pihak yang menerima apapun yang ditawarkan oleh brand, tanpa crosscheck terlebih dahulu terkait brand yang akan dipromosikan.
Pada postingan sebelumnya aku menuliskan blogpost "HAI BEAUTY REVIEWER ! BACA INI SEBELUM MEMBERIKAN REVIEW SKIN CARE DAN MAKEUP !" dengan aku menempatkan diri sebagai beauty reviewer. Sekarang, pada blogpost ini aku menempatkan diri murni sebagai konsumen. Well, berikut ini hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum membeli dan mencoba beauty product.
Cek kredibilitas brand.
Memang lebih aman jika kita mencoba produk kecantikan dari brand besar yang sudah tidak asing lagi namanya, seperti Wardah, Avoskin, dan lain-lain. Tapi, bukan berarti brand yang masih merintis, atau produk-produknya masih sedikit, tidak diberi kesempatan. Nah, tips pertama adalah cek di situs belanja online terpercaya seperti Sociolla.com. Ini bukan semata-mata karena aku tergabung dalam Sociolla Blogger Network, ya! Tapi memang produk-produk yang muncul di Sociolla itu berasal dari brand yang sudah disaring terlebih dahulu oleh Sociolla dan pasti sudah dilegalkan oleh BPOM. Selain sociolla, website belanja produk kecantikan apa sih yang kamu percaya? Tulis di kolom komentar untuk rekomendasi ke aku dan pembaca lainnya juga 💜
Cek nama brand di website BPOM.
Caranya dengan memilih opsi cari berdasarkan "merk" maka akan muncul nama-nama produk yang sudah diberikan izin edar dari brand yang bersangkutan. Selanjutnya, cek official instagram atau official store-nya. Lihat apakah brand tersebut benar-benar hanya menjual produk yang sudah terdaftar di BPOM atau "menyeludupkan"/menjual juga produk yang belum terdaftar di BPOM. Jika, brand ini menjual keduanya, menurutku brand ini tidak memiliki kredibilitas yang baik. Crosscheck seperti ini paling mudah dilakukan untuk brand yang produk-produknya masih sedikit.
Ingat, apabila produk A, B, C sampai W memiliki izin BPOM, sedangkan X, Y, Z tidak memiliki izin BPOM namun tetap dijual artinya brand tersebut sudah menyeludupkan barang ilegal. Bisa jadi izin BPOM di produk A-W hanya merupakan kedok belaka.
Bisa jadi produk X, Y, Z sedang diproses oleh BPOM, Vid?!
Iya, berarti brand itu kan sebenarnya mengerti alur untuk mendapatkan legalitas. Tapi, dia tetap saja menjual produk yang belum legal. Nggak sabar alias serakah. Sama halnya dengan orang yang tau selingkuh itu salah tapi tetap aja selingkuh dengan santainya. Kesel gak? Apa orang seperti itu bisa dipercaya?
Aku punya contoh, sekedar untuk mendemonstrasikan tips yang aku tulis. Aku melakukan riset untuk bahan contoh ini hanya satu hari, yaitu pada tanggal 28 Desember 2020 (06.58 - 07.07 PM). Aku tidak menerima komentar tentang riset kalian di tanggal/waktu sebelum maupun sesudah 28 Desember 2020 (06.58 - 07.07 PM). Kenapa? Karena memang aku tidak memantau brand ini terus menerus. Intinya dari hasil riset singkatku, brand ini memberikan contoh yang baik, yaitu hanya menjual produk yang telah didaftarkan di BPOM. Tidak ada kedok menjual produk tidak ber-BPOM.
Dibuktikan dengan jumlah item produk yang dipromosikan (ig) dan dijual (shopee/tokopedia) sama dengan jumlah produk yang terdaftar di BPOM dan dengan ciri-ciri kemasan yang sesuai data BPOM. Selain itu, postingan pertama instagramnya saat aku cek pada tanggal 28 Desember 2020 (06.58 - 07.07 PM) adalah 1 November 2020, yang aku asumsikan brand ini mulai promosi dan menjual ketika secara resmi nomor BPOM telah didapatkan. FYI, rentang nomor BPOM untuk produk-produk dari brand ini terbit adalah 1-14 Oktober 2020.
Aku tidak ada kerjasama dengan brand ini, ya! Aku memang mencari secara acak untuk brand yang namanya belum pernah aku tau. Dari hasil scroll di beberapa akun beauty influencer di instagram, barulah aku menemukan nama brand ini. Jadi, ini benar-benar random dan pertama kalinya aku "ngeh".
*tips selanjutnya di bawah ini sudah tidak ada kaitannya dengan nama brand yang aku jadikan contoh di atas.
Cek review di internet. Bukan sekedar testimoni chat whatsapp di akun brand tsb.
Setelah urusan cek legalitas izin edar di BPOM selesai, eits jangan keburu transfer hehe! Cek dulu reviewnya di internet. Bisa cek di femaledaily.com atau beautyjournal.com dan platform beauty lainnya, termasuk cek juga review dari beauty blogger/youtuber. Kalau biasanya fokus di review adalah membahas hasil, nah, tambahkan juga fokus ke ciri-ciri kemasannya. Perhatikan apakah kemasan yang didapat oleh reviewer itu kemasan yang memenuhi standar BPOM atau tidak. Nah, kalau kamu sudah punya nama beauty reviewer terpercaya versi kamu, jangan lupa untuk save link artikelnya karena akan digunakan untuk crosscheck apabila produk sudah sampai.
Pilih toko penjual yang terpercaya.
Akan sangat aman jika membeli langsung dari official store, baik itu di e-commerce atau toko offline. Kasihan dong Vid untuk reseller yang juga usaha cari rejeki?! Aku masih belanja dari reseller kok, walaupun nggak 100%. Cara amannya adalah cek ulasan toko dan perhatikan foto-foto kemasan yang diunggah oleh pembeli. Selain itu, lanjut ke langkah berikutnya, ya!
Teliti kemasan dan crosscheck data di website BPOM.
Setelah membeli dan produknya sampai di tangan, siap unboxing dong? Setelah unboxing, wajib cek langsung ke website BPOM, masukkan nomor BPOM yang tertera pada kemasan. Selanjutnya, baca dan cocokkan informasi di website BPOM dengan barang yang didapat. Jika ada data yang tidak sesuai, langsung tanyakan ke penjual dan/atau ke customer service brand yang bersangkutan.
"Wah barang yang kakak terima itu memang dari batch sebelumnya, tapi produk-produk kami sudah terdaftar di BPOM kok!"
Apakah batch sebelumnya termasuk yang sudah terstandar BPOM atau batch sebelumnya ditolak oleh BPOM? Saran: Jangan dipakai!
"Wah barang yang kakak terima itu kemasan lama, tapi produk-produk kami sudah terdaftar di BPOM kok!"
Kemasan lama tidak sesuai dengan kriteria data di BPOM, berarti produk yang diterima bisa jadi produk lama yang telah ditolak oleh BPOM. Saran: Jangan dipakai!
"Memang untuk produk yang kakak order masih dalam proses pengajuan ke BPOM kak. Tapi, kami hanya menggunakan bahan-bahan aman. Lagipula, produk-produk kami yang lain sudah mendapatkan sertifikat BPOM kak."
Ini nih tipe-tipe yang mendaftarkan sebagian produk ke BPOM hanya untuk kedok menjual produk lainnya yang ilegal. Kalaupun memang nantinya terbukti aman oleh BPOM, menurutku mereka tidak sabaran, yaah nyerempet ke arah serakah. Saran: Jangan dipakai!
Crosscheck penampakan visual dan aroma.
Website BPOM tidak memberikan gambaran produk secara visual dan penjelasan mengenai deskripsi aroma produk. Oleh karena itu, cek review detail beauty blogger yang memberikan foto detail terkait kemasan, tekstur, maupun informasi aroma sebagai referensi tambahan yang meyakinkan. Seperti yang sudah aku tuliskan sebelumnya, ketika sedang mengumpulkan review rekomendasi, salin link artikel/konten yang memberikan review detail, agar memudahkan ketika ingin crosscheck kalau barang sudah sampai di tangan.
💜
Mungkin terkesan ribet, ya?! Tapi, menurutku ini penting bagi yang mungkin belanjanya di toko reseller atau kepo dengan brand yang kontroversial. Tips yang sudah aku paparkan sebetulnya lebih fokus untuk produk-produk lokal. Produk dari luar negeri yang mulai didistribusikan di Indonesia oleh jasa titip atau reseller, namun belum ber-BPOM cukup tricky untuk memantaunya. Apalagi produk-produk yang share in jar, hmmm.
Produk yang direview oleh beauty influencer ternama sekalipun, kalau dia belinya share in jar, dan kemudian kamu mau ikutan beli, kamu bakal kesulitan untuk crosscheck apakah produk yang kamu dapat itu ori? Apakah produk yang ada di dalam botol kamu itu isinya sama dengan yang didapat oleh beauty influencer panutanmu? Nggak tau, kan?!
Jika kamu ragu dan bingung, pilih aja produk-produk yang jelas ber-BPOM. Segitu banyaknya produk yang terdaftar di BPOM, kemungkinan besar pasti ada yang cocok. Nggak perlu latah untuk ikut mencoba trend kandungan baru kalau memang belum terdaftar di BPOM. Saran ini sangat aku tekankan untuk kamu yang kulitnya sensitif, ya!
Adapun pendapatku tentang produk dari brand yang kontroversial. Artis A, beauty influencer B, posting promosi/review tentang produk dari brand kontroversial, nih! Keputusan tentang apakah kamu mau mencoba atau tidak, sepenuhnya ada di kamu! Siapa yang berperan merusak kulit wajahmu adalah kamu.
Kenapa? Karena ketika barang sudah sampai ditangan dan tidak dicek terlebih dahulu karakteristik kemasan, tekstur dan aromanya, tapi langsung dicoba-coba aja. Itulah kecerobohan yang kamu lakukan.
Jangan salahkan artis A, beauty influencer B, mereka tidak memantau apakah barang yang dikirim ke kamu adalah barang yang sama persis dan original. Mereka tidak tau apakah kamu mendapatkan produk dengan kemasan/batch lama yang ternyata produk tersebut adalah produk gagal karena tidak lolos mendapatkan izin BPOM?! Kita nggak bisa menutup mata, oknum jahat bisa ada dimana saja karena di dunia ini masih ada orang yang serakah.
Para beauty reviewer hanya bisa memastikan bahwa produk yang mereka terima, terbukti terdaftar di BPOM, produk original, dan saat mereka coba ternyata memang tidak ada tanda-tanda negatif. Nah, makanya mereka sering bilang kalau "apa yang cocok di saya, belum tentu cocok di kalian", karena yaa produk kecantikan bisa memberikan efek yang berbeda-beda di masing-masing kulit.
Saranku kalau dari awal kamu sudah tau bahwa produk dari brand tersebut kontroversial, yaudah nggak usah coba-coba. Biarkan aja para beauty reviewer itu yang mencoba, karena menunaikan tugasnya. Mereka nggak maksa secara langsung untuk kamu beli produk tersebut kan?! Dan menurutku nggak perlu menghujat di kolom komentar, "udah jelas produk abal-abal, dasar perusak kulit wanita Indonesia". Karena kemungkinan besar mereka bisa membuktikan bahwa produk yang diterima adalah original dan tersertifikasi BPOM. Kecuali kamu bisa menunjukkan bukti, misal menemukan bahwa setelah di zoom gambarnya, kamu melihat bahwa nomor BPOM-nya ternyata berbeda dengan yang terdaftar, yaaa kamu berhak menulis komentar untuk meluruskan atau bertujuan diskusi asalkan dengan kata-kata yang sopan. Jangan komentar jelek yang pada akhirnya dinilai sebagai ujaran kebencian, karena kamu nggak punya bukti! OK?!
Sudah terlanjur beli, ternyata produknya kontroversial, tetap dicoba atau nggak ya? Nggak usah dicoba!! Lebih baik kamu mengikhlaskan sejumlah uang yang sudah terlanjur keluar daripada harus ngeluarin biaya lebih banyak lagi untuk memperbaiki kulit yang rusak parah. Duh, belum lagi rasa sakit yang bakal ngeganggu setiap harinya!
Aku beli produk dan sudah dicoba. Aku nggak tau kalau kontroversial karena kurang riset dan termakan testimoni versi chat whatsapp, sekarang kulitku hancur, bagaimana?
Semoga kamu segera menemukan jalan keluar untuk permasalahan kulitmu, ya! Kedepannya riset dulu dengan lebih teliti, atau bisa konsultasikan ke dokter kulit (tapi jangan mudah termakan rayuan produk yang ditawarkan juga, kalau kamu ke dokter di klinik kecantikan).
Jika kamu ingin menuliskan review karena rasa kecewa dan berharap tidak ada teman-teman lain yang mengalami nasib serupa, ada baiknya kamu baca postingan ku yang "Baca ini sebelum memberikan review skin care dan makeup!" ← bisa langsung di klik. Pada postingan tersebut aku menyarankan foto apa saja yang perlu diunggah untuk menguatkan review kamu.
💜